cerita anak

Cerpen Anak Sekolah : Ketulusan Hati

Ada seorang gadis tinggal bersama ayahnya yang buta. Gadis itu sangat miskin. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia harus bekerja keras di ladang.
Suatu hari, ayahnya pergi ke kuil. Ia bertemu dengan seorang biksu. Ayah gadis itu sangat sedih. Ia tak bisa bekerja semenjak ia buta.
"Bisakah kau menolongku? Aku ingin bisa melihat kembaii agar aku bisa membantu anakku bekerja;.” ucap ayah gadis itu.
"Aku bisa membantumu, asalkan kau bisa menyumbangkan 300 karung beras untuk kuil ini," ujar Biksu.
Dongeng Cerpen Anak Sekolah
Dongeng Cerpen Anak Sekolah
Ayah gadis itu pulang dengan sedih. Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan 300 karung beras, sedangkan untuk makan saja rnereka tak ada. Ayah gadis itu semakin sedih. Ia duduk termenung di beranda rumahnya.
Hingga sore menjelang, gadis itu pulang ke rumah. Melihat ayahnya yang sedih, ia pun bertanya."Kenapa ayah terlihat murung? Harusnya Ayah bahagia melihatku pulang," ucap gadis itu.
Ayahnya lalu menceritakan semuanya. Ia memang ingin sembuh dari butanya. Gadis itu terdiam. Ia juga ingin sekali melihat ayahnya sembuh.
"Aku akan mencari 300 karung beras itu, Ayah," ujar gadis itu.
“Bagaimana kau akan mendapatkannya?” tanya ayahnya.
“Aku akan mendapatkannya untuk Ayah," jawab gadis itu, yakin.
Gadis itu lalu mengajak ayahnya masuk ke rumah. Esok, ia akan berusaha untuk mendapatkan 300 karung beras agar ayahnya bisa melihat kembali. Ia sangat menyayangi ayahnya. Hanya ayahnya yang ia miliki di dunia ini.
Pagi ini terlihat cerah. Matahari sudah muncul dengan sinarnya yang hangat. Anak gadis itu kembali pergi bekerja. Namun, kali ini ia ingin mendapatkan 300 karung beras.
contoh cerita pendek singkat
contoh cerita pendek singkat
"Bagaimana caranya aku mendapatkannya?" gumam gadis itu.
Gadis itu menuju ke sebuah dermaga. Di sana terlihat sangat ramai. Rupanya ada seorang saudagar kaya yang sedang mencari orang yang akan ia jadikan tumbal agar dirinya bisa selamat sampai tujuan.
"Siapapun yang mau membantuku, aku akan memenuhi semua keinginannya," seru saudagar kaya itu.
Gadis itu memberanikan diri mendekati sang saudagar kaya. Ia bersedia dijadikan tumbal oleh saudagar kaya itu.
"Asalkan kau mau memberikan 300 karung betas untukku," ucap gadis itu.
Saudagar itu senang bukan kepalang. Tentu saja ia bisa memberikan 300 karung beras, bahkan lebih. Saudagar kaya itu pun Iangsung menyanggupinya.
"Kau kirimkan 300 karung beras itu ke rumahku. Lalu, aku akan ikut bersamamu," ucap gadis itu.
Saudagar kaya segera menyuruh pekerjanya untuk mengirim 300 karung beras ke rumah gadis itu. Akhirnva gadis itu pun ikut dengan saudagar
Sementara itu, ayahnya di rumah merasa bingung. Ia mendapatkan 300 karung beras, tapi tak tahu anak gadisnya pergi ke mana.
Ayahnya lalu menemui sang biksu dan memintanya untuk menyembuhkan mata sang ayah.
"Aku sudah membawa 300 karung beras. Sekarang tolong sembuhkanlah mataku," pinta ayah gadis itu.
Biksu segera menyembuhkan mata sang ayah. Kini, sang ayah bisa melihat. Namun, ia tak tahu ke mana anak gadisnya pergi. Ayahnya hanya tahu bahwa anaknya sangat menyayanginya.
Gadis itu pergi bersama saudagar kaya. Saudagar kaya akan menceburkannya ke laut untuk dijadikan tumbal. Setelah beberapa lama berlayar, tibalah mereka di tengah laut.
"Apa kau yakin?" tanya saudagar kaya itu.
Gadis itu mengangguk mantap. Akhirnya ia pun diceburkan ke laut. Ia memejamkan matanya. Sebenarnya ia sangat takut. Namun, demi ayahnya, ia rela untuk melakukan apa pun.
Olala... rupanya gadis itu bisa bernapas di dalam air. Itu sungguh suatu keajaiban. Ia tidak mati meskipun berada di dalam laut dalam waktu yang lama. Gadis itu bisa melihat berbagai keindahan di dalam laut.
cerpen tentang pendidikan sekolah
cerpen tentang pendidikan sekolah

"Kenapa aku belum mati?" pikir gadis itu, bingung.
"Itu karena kau gadis yang baik hati," ucap Raja Laut.
Rupanya Raja Laut menyelamatkan gadis itu. Raja Laut tak mau membunuh anak yang memiliki hati yang tulus. Anak yang memiliki kasih sayang kepada orangtuanya.
"Aku akan mengabulkan semua permintaanmu," ucap Raja Laut.
"Aku hanya ingin kembali kepada ayahku. Apakah kau bisa memenuhi keinginanku?" tanya gadis itu.
Tentu saja! Raja laut Iangsung mengayunkan tongkatnya, dan seketika gadis itu pingsan. Beberapa saat kemudian, gadis itu sudah berada di pinggir pantai. Ia dikerumuni oleh banyak orang.
Di saat yang bersamaan, ada seorang pangeran yang melihat kerumunan itu. Sang Pangeran memerintahkan prajurit untuk membawa gadis itu ke istana. Seat gadis itu sudah sadar, pangeran menemuinya. Rupanya, pangeran jatuh cinta kepada gadis itu. Kebaikan gadis itulah yang membuat wajahnya memancarkan kecantikan.
Pangeran hanya mengangguk. Akhirnya mereka berteman. Kemudian gadis itu kembali ke rumahnya. Ia sangat bahagia mendapati ayahnya yang sudah bisa melihat.
Beberapa bulan kemudian, Pangeran menikahi gadis itu. Ayah sang gadis ikut diboyong ke istana. Mereka pun hidup dengan bahagia di istana.
Pesan moral dari Cerpen Anak Sekolah : Ketulusan Hati (Korea) adalah
Kebaikan akan selalu melahirkan kebaikan. Tak ada kebaikan yang sia-sia.
Ayah adalah manusia mulia di dunia ini. Dialah yang selalu bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Jadi, hormatilah ayahmu.
Jika menyayangi seseorang, pasti akan rela berkorban, apalagi kasih sayang untuk orangtua. Kita tentunya bersedia berkorban untuk orangtua kita.
Banyak sekali cerpen tentang pendidikan sekolah yang ada di blog ini diantaranya dapat dibaca pada posting contoh cerita pendek singkat

Anak Gembala yang Bijaksana


Dahulu kala, ada seorang gembala kecil yang terkenal sampai jauh dimana-mana karena bisa memberi jawaban yang bijaksana atas semua pertanyaan yang diberikan kepadanya. Kabar tersebut sampai ke telinga Raja di kerajaan itu, tetapi sang Raja sendiri kurang percaya dengan apa yang orang kabarkan tentang gembala kecil itu, karena itu, anak gembala tersebut diperintahkan untuk datang dan menghadap ke istana. Ketika dia tiba, Raja berkata kepadanya: "Jika kamu dapat memberikan jawaban dari tiga pertanyaan yang akan saya berikan kepadamu, aku akan menganggap kamu sebagai anak saya sendiri, dan kamu akan hidup berbahagia dengan saya di istanaku."
"Apakah ketiga pertanyaan itu, paduka?" tanya anak gembala itu.
"Yang pertama adalah, berapa banyak tetesan air yang ada di laut?"
"Tuanku Paduka," jawab anak gembala, "hentikanlah semua tetesan air yang ada di bumi sehingga tidak ada satu tetespun yang akan masuk ke laut sebelum saya menghitungnya, dan saat itu, saya akan memberitahu Paduka berapa banyak tetesan yang ada di laut!"
"Pertanyaan kedua," kata Raja, "Berapa banyak bintang yang ada di langit?"
"Beri aku selembar kertas besar," kata anak itu, kemudian ia membuat begitu banyak lubang dengan sebuah jarum sehingga terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dihitung. Saat selesai si Anak Gembala berkata : "Jumlah bintang yang ada di langit sama banyaknya dengan lubang yang ada di kertas ini, adakah yang mampu menghitungnya?" Tapi tak seorang pun bisa menghitungnya. Kemudian Raja berkata lagi "Pertanyaan ketiga adalah, berapa detik yang ada dalam keabadian"
"Di kerajaan ini, terletak gunung adamantine, satu mil tingginya, satu mil lebarnya, dan satu mil dalamnya, dan tiap seribu tahun, seekor burung datang untuk menggosok paruhnya ke gunung tersebut, dan, saat seluruh gunung telah di gosok oleh sang Burung, maka detik pertama dari keabadian pun berlalu."
"Kamu telah menjawab tiga pertanyaan saya secara bijak," kata sang Raja, "dan untuk selanjutnya kamu akan hidup bersama saya di istana, dan saya akan memperlakukan kamu sebagai anak saya sendiri."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

komik doraemon episode terakhir

Macam-macam Alat Bantu Fotografi dan Gambarnya